H O T C H I L I E P A P P E R
I. Persiapan Semai
Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1, serta TSP 100 gr/m² dan Petrofur. Selanjutnya disiapkan bedeng semai dengan lebar 1 m dan panjang sesuai dengan kebutuhan.
Bedeng semai dibuatkan atap dari plastik transparan, yang berfungsi untuk melindungi bibit dari terpaan hujan, angin, serta radiasi matahari yang berlebih. Bersamaan dengan itu, benih-benih cabe dikecambahkan dengan menggunakan kertas merang yang telah dibasahi secukupnya, kemudian diperam di tempat yang hangat. Kondisi media peram harus dijaga kelembabannya, dengan disemprot halus air dengan menggunakan handsprayer. Hal ini dilakukan sekitar 5 hari sampai benih berkecambah.
II. Semai
Benih yang telah berkecambah dipindah ke bedeng semai untuk ditanam di baby bag yang telah terisi media campuran. Kecambah ditanam sesuai dengan posisi pertumbuhan, dimana radikel disebelah bawah, dan pucuk di sebelah atas. Penanaman dilakukan sedalam 2 cm dan ditutup kembali dengan tanah.
III. Pengolahan Tanah dan Pembuatan Bedeng
Setelah itu, dilakukan bajak dan garu. Tujuan pengolahan ini adalah untuk mendapatkan struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan akar. Setelah tercapai kondisi tanah yang homogen, bedengan segera di buat dengan ukuran lebar 100 – 120 cm, dengan panjang Sebelum dilakukan pengolahan, lahan diairi terlebih dahulu dan dibiarkan kering. menyesuaikan. Jarak antar bedengan adalah 50 – 80 cm. Pada permukaan bedengan ditaburi dengan pupuk kandang, pupuk dasar dan dolomite. Bahan-bahan tersebut dicampur hingga merata. Setelah selesai, permukaan bedeng diratakan untuk kemudian ditutup dengan mulsa plastik hitam perak. Dosis pupuk dasar adalah sebagai berikut :
Jenis pupuk Jumlah (kg/ha)
Pupuk kandang 20.000
ZA 300
TSP 170
KCl 200
IV. Pemasangan Mulsa Plastik
Seperti ditulis di atas bahwa pemasangan dilakukan setelah aplikasi pupuk dasar. Plastik dipasang pada siang hari, dimana pada saat tersebut,
plastic mengalami pemuaian, sehingga akan diperoleh hasil yang lebih kuat dan rapat. Setelah mulsa terpasang, lubang tanam dibuat dengan jarak 60 cm antar barisan dan 50 cm dalam barisan untuk tanam musim kemarau. Sedangkan untuk tanam musim penghujan, jaraknya adalah 70 cm antar barisan, dan 60 cm dalam barisan. Pada lubang tanam diberi butiran Karbofuran untuk antisipasi serangan ulat tanah maupun hama lainnya.
V. Penanaman
Penanaman dilakukan saat bibit berumur 20 – 25 hari atau telah memiliki jumlah daun 3 -4 helai. Bibit dipilih yang sehat, penampakan sempurna. Transplanting dilakukan pada sore hari untuk mencegah penguapan yang terlalu tinggi. Disamping itu, untuk menjaga agar tanaman tetap segar, dan mempercepat pemulihan tanaman dari stress akibat pindah tanam.
VI. Pemeliharaan Tanaman
5.1. Pengairan
Pengairan diberikan seminggu sekali dan terbagi dalam tiga tahap yaitu, sebelum tanam, fase vegetatif, serta fase generatif. Kebutuhan air mulai agak dikurangi saat tanaman mulai memasuki masa panen. Pada musim penghujan, pengairan tidak diperlukan, cukup dari air hujan saja.
5.2. Wiwil
Pemeliharaan yang lain adalah wiwil. Pewiwilan pada tunas lateral dilakukan pada ruas ke-1, 2 dan 3, atau disesuaikan dengan kondisi tanaman.
Fungsi wiwil adalah untuk menekan munculnya tunas-tunas air,sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal.
5.3. Pemupukan
Pemupukan lewat tanah dilakukan dengan tugal 10 cm dari pokok tanaman disebelah bawah plastik. Dosis anjuran dalam kg/ha adalah sbb:
JADUAL PEMUPUKAN
Jenis pupuk 10 hst 30 hst 50 hst 70 hst
ZA 100 200 200 200
TSP - 65 65 -
KCl - 100 30 -
Selain pupuk di atas, masih ada lagi pupuk yang diaplikasikan lewat daun seperti Mamigro Super N, Mamigro Super P dan Mamigro NPK Spesial yang disemprot dengan dosis sesuai anjuran. Kocor pupuk KNO3 dapat dilakukan untuk membantu ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
5.4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama-hama tanaman cabe adalah :
5.4.1. Trips
• terserang trips adalah bagianh pucuk tanaman menjadi keriting dan kering. Pada tanaman Trips menyerang tunas atau pucuk, sejak tanaman masih kecil hingga besar. Ciri tanaman dewasa dapat berakibat kerontokan pada bunga, dan serangan terjadi pada musim kemarau. Pengendalian trips dengan menggunakan Winder, Promectin, Agrimec, Confidor dll dengan dosis sesuai anjuran.
5.4.2. Tungau (Mite)
• Tanaman yang terserang tungau akan tampak dari daun-daun yang menggulung ke bawah, dan warnanya hijau kehitaman. Dalam kondisi parah, tanaman dapat mengalami kerontokan daun. Pengendalian dengan menggunakan Samite, Omite, Mitac dengan dosis sesuai anjuran.
5.4.3. Apids (cabuk)
• Serangan apids hamper sama dengan serangan trips, hanya, bedanya jika pada serangan apids, daun menjadi hitam karena tumbuh jamur jelaga yang tumbuh pada kotoran apids. Apids dapat dikendalikan dengan Winder, Supracide dll, dengan dosis sesuai anjuran.
5.4.4. Lalat Buah (Dacus sp)
• Serangan ini ditandai dengan adanya rontok buah dan busuk. Dan bila buah dibelah, akan terdapat larva di dalamnya. Pengendalian dengan pemasangan perangkap lalat buah dengan menggunakan botol yang diisi dengan kapas yang telah dibasahi dengan larutan petrogenon. Pengendalian lain adalah dengan menyemprot pestisida yang berbau menyengat.
5.5. Penyakit-penyakit tanaman cabe adalah :
5.5.1. Embun tepung
• Ciri-ciri serangan jamur ini adalah daun tampak berwarna putih dan tampak adanya butiran-butiran seperti tepung yang tersebar. Penyakit ini akan berkembang pesat dalam kondisi cuaca panas dan lembab. Pengendalian dengan semprot fungisida kontak dan sistemik secara preventif, sehingga serangan tidak menyebar dengan cepat.
5.5.2. Penyakit layu
o Penyakit ini bias disebabkan oleh jamur Pytium maupun oleh bakteri Pseudomonas sp. Penyakit ini dapat dicegah dengan kocor dengan Kocide 77, maupun dengan semprot. Sedangkan pengendalian bakteri dengan kocor Bactomycin atau Agrimycin dengan dosis sesuai anjuran.
5.5.3. Penyakit antracnosa.
• Biasanya menyerang bagian buah. Buah yang terserang akan membusuk dan kering. Serangnan ditandai dengan munculnya bercak coklat pada bauh, dan akan berkembang secara pesat terutama pada musim hujan. Penyakit ini dikendalikan secara preventif dengan semprot fungisida secara teratur.
5.5.4. Defisiensi Kalsium
• Ciri-cirinya adalah, buah muda tampak kuning pada bagian ujungnya, kemudian buah menjadi kering dan tidak dapat berwarna merah bila matang. Pengendaliannya adalah dengan semprot pupuk kalsium, fitomik pada saat awal pembentukan buah sampai menjelang masak.
VI. Panen
Panen dilakukan apabila buah sudah mulai memerah sempurna, dan biasanya berada pada umur 85 – 90 hst, dan dapat dipanen 10 – 12 kali dengan interval panen satu minggu. Warna merah pada kulit buah menandakan bahwa buah tersebut sudah masak secara fisiologis. Artinya, mulai saat tersebut, aliran zat makanan ke buah dan biji sudah terhenti yang ditandai dengan matinya jaringan angkut ke daerah tersebut.
Minggu, 05 April 2009
Budidaya Cabe Kecil
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Untuk pengendalian hama cabe bisa dilihat pada blog kami di kembanglangi1.blogspot.com
BalasHapus